Saturday 7 February 2015

Penjaga Hati


Suatu pagi di depan kamar ada banyak semut merah yang mengerubungi bangkai kecoak yang sudah mati. Tanpa berlambat-lambat, saya langsung mengambil kresek dan memindahkan bangkai kecoak itu ke dalam kresek. Saya tidak membasmi semut-semut merah itu. Saya membuang bangkai kecoak yang sudah mati itu ke tempat sampah. Saat sore harinya, saya lihat semut-semut merah itu sudah tidak ada lagi di depan kamar.

Dari kejadian ini, saya mendapat pelajaran. Ketika kita mau membereskan suatu permasalahan, kita perlu memahami akar dari permasalahan itu. Kita perlu mencari sumber yang menjadi penyebab permasalahan itu terjadi. Saat kita sudah membereskan akar dari permasalahan itu, dengan sendirinya masalah itu akan dapat terselesaikan.

Salah satu hal yang dapat menjadi akar dari suatu permasalahan adalah hati kita. Tidak heran Amsal 4:23 mengatakan, "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Hati yang tidak terlihat secara kasat mata itu menjadi penentu kehidupan seorang manusia. Bagaikan fenomena gunung es, sangat penting bagi seorang pelaut untuk mengetahui dan menyadari ada bagian bawah dari gunung es yang tidak terlihat itu yang lebih besar dari yang kelihatan di atas permukaan air. Begitu juga, kita perlu menyadari bahwa hati kita kita ini memegang peranan penting dalam kehidupan di dunia ini.

Kita bisa belajar dari peristiwa-peristiwa yang telah diceritakan dalam Alkitab. Beberapa di antaranya adalah :
1. Hati Hawa
"Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya." Kejadian 3:6
Hati Hawa tertarik dengan buah pohon yang dilarang Tuhan untuk dimakan. Hati ini tertarik dengan efek yang dijanjikan setelah memakan buah tersebut. Buah ini memberi pengertian. Naluri kita sebagai manusia tentu tidak pernah menolak untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan buat kita. Tetapi, pernahkah kita berhenti sejenak sebelum mengambil keputusan dan memikirkan :
a. Apakah yang kita lakukan ini tidak melanggar perintah Tuhan?
b. Apakah yang kita lakukan ini dapat memuliakan nama Tuhan?
c. Apakah yang kita lakukan ini hanya untuk memuaskan ego atau kepentingan diri kita sendiri tetapi berdampak buruk bagi orang lain atau merupakan hal-hal yang tidak berguna?
""Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun." I Korintus 10:23
Hati yang sudah tertarik dengan hal-hal yang menguntungkan diri sendiri itu perlu di-rem dengan pikiran-pikiran yang benar sesuai Firman Tuhan. Jika tidak, maka dari hati itu akan terealisasi tindakan yang bahkan akan melanggar Firman Tuhan seperti hati Hawa.

2. Hati Kain
"tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram. Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya." " Kejadian 4:5-7
Hati Kain tidak terima korban persembahannya tidak diindahkan oleh Tuhan. Hati itu menjadi panas. 
Hati manusia memang sensitif alias mudah untuk merasa kecewa, tertolak, sakit, marah, dan pahit. Seperti tumpukan jerami yang berada di dekat api, sedikit saja angin berhembus dan nyala api itu mengenai pucuk jerami yang terdekat, maka seluruh tumpukan jerami itu habis terbakar. Sudahkah kita membangun benteng untuk hati kita yang sensitif ini? Maksud saya, bukanlah mengeraskan hati, tetapi benteng pertahanan hati yang tidak mudah diserang dengan perasaan kecewa, tertolak, sakit, marah, dan pahit.

Kuncinya adalah berkuasa atas hati kita. Artinya, kita harus bisa mengontrol hati kita. Kata-kata yang tepat adalah "jangan diambil hati". Apapun yang terjadi, jangan mudah dimasukkan ke dalam hati. Ketidaknyaman, kesedihan, kekecewaan, penolakan, kemarahan, kepahitan bisa menyerang hati kita. Tetapi, kalahkan dengan perisai iman. Bacalah Firman Tuhan yang akan membangkitkan iman kita. Nyanyikanlah puji-pujian bagi Tuhan, bahkan di saat yang terberat dalam hidup kita. Ingatlah akan kebesaran, kedaulatan, dan kehendak Tuhan dalam hidup kita.
"dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat," Efesus 6:16
Hati yang sudah panas itu perlu dikontrol dengan iman yang sesuai Firman Tuhan. Jika tidak, maka dari hati itu akan terealisasi tindakan yang bahkan akan tega membunuh seperti hati Kain.

3. Hati Bangsa Israel
"Mereka mencobai Allah dalam hati mereka dengan meminta makanan menuruti nafsu mereka. Mereka berkata terhadap Allah: "Sanggupkah Allah menyajikan hidangan di padang gurun?" Memang, Ia memukul gunung batu, sehingga terpancar air dan membanjir sungai-sungai; tetapi sanggupkah Ia memberikan roti juga, atau menyediakan daging bagi umat-Nya?" Sebab itu, ketika mendengar hal itu, TUHAN gemas, api menyala menimpa Yakub, bahkan murka bergejolak menimpa Israel, sebab mereka tidak percaya kepada Allah, dan tidak yakin akan keselamatan dari pada-Nya." Mazmur 78:18-22
Hati Bangsa Israel yang tidak terima dengan kondisi mereka yang kelaparan di padang gurun berani protes bahkan meragukan kemampuan Tuhan. Padahal jelas-jelas Tuhan sudah melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Saat keadaan tidak nyaman atau apa yang diinginkan tidak terjadi sesuai harapan, hati ini bisa mencobai Tuhan, menantang Tuhan untuk melakukan apa yang kita mau.
Mari kita lihat sikap Tuhan Yesus saat mengalami kelaparan yang sama seperti Bangsa Israel di padang gurun.
"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Matius 4:1-4
Perbedaannya ada di hati. Hati Bangsa Israel hanya berpusat pada kepentingan diri mereka sendiri. Akibatnya, Bangsa Israel menuntut Tuhan untuk memuaskan keinginan mereka supaya mereka tidak mati kelaparan. Sedangkan hati Tuhan Yesus hanya berpusat pada Tuhan. Hidup manusia bukan tentang pemenuhan kepentingan manusia saja, tetapi pemenuhan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Jika Tuhan menghendaki untuk kelaparan itu kita rasakan, belajarlah sabar, taat, dan setia untuk menantikan pertolongan Tuhan tanpa menuntut atau bahkan menantang Tuhan melakukan apa yang kita mau. Yang terpenting adalah tidak meragukan kasih Tuhan pada kita. Kasih Tuhan yang sudah rela menyerahkan AnakNya yang tunggal untuk penebusan dosa-dosa kita adalah bukti nyata bahwa Tuhan menyayangi kita lebih dari apapun dan tidak akan pernah berbuat jahat terhadap kita. Rencana Tuhan selalu yang terbaik untuk kita.
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Yeremia 29:11

Hati yang ingin menantang Tuhan memenuhi keinginannya itu perlu dikontrol dengan berfokus pada kasih Tuhan dan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Jika tidak, maka dari hati itu akan terealisasi tindakan yang bahkan akan mencobai Tuhan dan dapat membuat Tuhan murka seperti hati Bangsa Israel.

Ketiga hati di atas ini hanya sedikit pelajaran dari Alkitab. Masih banyak pelajaran yang bisa kita pelajari dari Alkitab. Mari sama-sama kita membuka hati dan mengevaluasinya. Jika hati kita didapati seperti ketiga hati di atas, mari dengan rendah hati kita memohon ampunan Tuhan dan minta Tuhan untuk memberikan hati yang baru yang berkenan di hati Tuhan. Setelah itu, teruslah menjadi penjaga hati yang sudah Tuhan percayakan dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.
"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat." Yehezkiel 36:26

No comments:

Post a Comment